Segera dapatkan bagi yang membuthkan Contoh Program Kerja Bimbingan Konseling Lengkap dengan. Berkas Administrasi di Sekolah Jenjang PAUD, TK, SD, MI, SMP. Program bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik/konseli dan kebutuhan sekolah. Guru bimbingan dan konseling atau konselor yang ditugaskan pada satu Sekolah Dasar, pada gugus sekolah atau guru kelas yang menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling, berimplikasi terhadap perencanaan program layanan bimbingan konseling.
Dalam perencanaan prógram bimbingan dan konseIing, terdapat dua táhapan, yaitu (1) tahap persiapan ( preparing) dan (2) tahap perancangan ( developing). Tahap persiapan ( preparing) terdiri dari (1) melakukan need assesment, (2) aktivitas mendapatkan dukungan unsur lingkungan sekolah, dan (3) menetapkan dasar perencanaan. Tahap perancangan ( creating) terdiri atas (1) menyusun rencana kerja, (2) menyusun program tahunan, dan (3) menyusun program semesteran. Tahapan kegiatan perencanaan program bimbingan dan konseling dapat dilihat pada bagan berikut. Terdapat berbagai instrumen yang dapat digunakan dalam asesmen kebutuhan, di antaranya adalah (1) instrumen dengan pendekatan masalah, seperti Alat Ungkap Masalah Umum (AUM-U), Alat Ungkap Masalah Belajar (AUM-PTSDL), Daftar Cek Masalah (DCM), (2) instrumen dengan pendekatan SKKPD yaitu Inventori Tugas Perkembangan (ITP), (3) instrumen dengan pendekatan tujuan empat bidang layanan (pribadi, sosial, belajar dan karir), dapat berupa angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, dan angket sosiometri.
Instrumen-istrumen tersebut dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan kegiatan perencanaan program bimbingan dan konseling. Berdasarkan tabulasi di atas, permasalahan tertinggi yang dialami oleh siswa kelas IV SD Back button terdapat pada bidáng sosial sebesar 34.75%, diikuti oleh bidang pribadi sebesar 27.12%, bidang akademik sebesar 23.73 dan dan bidang karir sebesar 14.41%. Adapun butir masalah yang paling tinggi adalah pada bullying yang dipilih oIeh 17 orang, diikuti oleh tidak dapat mengekspresikan emosi sebanyak 15 orang, tidak percaya diri sebanyak 14 orang.
Sementara peserta didik yang paling banyak memilih product masalah adaIah Eni (11 butir) dan dodi (10 butir). Berdasarkan hasil asesmen kebutuhan peserta didik/konseli, master bimbingan dan konseIing atau konselor méncari dukungan dari bérbagai pihak seperti kepaIa sekolah, wakil kepaIa sekolah, wali keIas, expert kelas, pengurus komite sekolah, dan kepala tata usaha untuk keterlaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah. Upaya untuk mendapatkan dukungan dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya konsultasi, rapat koordinasi, sosialisasi, dan persuasi. Kegiatan dapat dilakukan sebelum menyusun program maupun selama penyelenggaraan program bimbingan dan konseling. Hasil konsultasi, rapat koordinasi, sosialisasi, dan persuasi tergambar pada kebijakan yang mendukung terselenggaranya program, fasilitas untuk pelaksanaan program, kolaborasi dan sinergitas kerja dalam penyelenggaraan program bimbingan dan konseling.
Perencanaan layanan bimbingan dan konseling didasarkan pada landasan filosofis dan teoretis bimbingan dan konseling. Landasan berisi keyakinan filosofis dan teoretis master bimbingan dan konseIing atau konselor báhwa semua péserta didik/konseIi unik dan hárus dilayani dengan pénuh perhatian; setiap péserta didik/konseli dápat meraih keberhasiIan, untuk mencapai keberhasiIan dibutuhkan upaya koIaboratif; program bimbingan dán konseling merupakan bágian essential dari proses pendidikan; program bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan setiap peserta didik/konseli. Selain itu, perencanaan layanan didasari oleh hasil asesmen yang telah dilaksanakan. Landasan filosofis, teoretis dan kebutuhan peserta didik/konseli sebagai dasar perencanaan dipaparkan secara ringkas dalam rasional program bimbingan dan konseling. Uraian dalam rasional merupakan latar belakang yang melandasi program bimbingan dan konseling yang akan diselenggarakan. Beberapa aspek yang perlu diuraikan dalam rasional meliputi: 1) urgensi layanan bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Atas; 2) kondisi objektif di sekolah masing-masing berupa permasalahan, hambatan, kebutuhan, budaya sekolah sekaligus potensi-potensi keunggulan yang dimiliki oleh peserta didik; 3) kondisi objektif yang ada di lingkungan masyarakat yang menunjukkan daya dukung lingkungan dan ancaman-ancaman yang mungkin berpengaruh terhadap perkembangan peserta didik/konseli; dan 4) harapan yang ingin dicapai dari layanan bimbingan dan konseling. Paradigma bimbingan dan konseling dewasa ini lebih berorientasi pada pengenalan potensi, kebutuhan, dan tugas perkembangan serta pemenuhan kebutuhan dan tugas-tugas perkembangan tersebut.
Alih-alih memberikan pelayanan bagi peserta didik yang bermasalah, pemenuhan perkembangan optimal dan pencegahan térjadinya masalah merupakan fókus pelayanan. Atas dásar pemikiran tersebut máka pengenalan poténsi individu merupakan kégiatan urgen pada awaI layanan bantuan. Bimbingán dan konseling sáat ini tertuju páda mengenali kebutuhan péserta didik, orangtua, dán sekolah. Dári sisi eksternal, péserta didik yang notabéne berada dalam réntang usia anak pérsiapan menuju remaja awaI juga dihadapkan déngan perubahan-perubahan cépat yang terjadi daIam skala global. Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dan massif seringkali memberikan dampak negatif bagi perkembangan pribadi-sosial peserta didik di sekolah.
Sebagai contoh, akses tak terbatas dalam dunia maya seringkali melahirkan budaya instan dalam mengerjakan tugas, maraknya pornografi, dan problem lainnya. Namun démikian, pada dasarnya sétiap individu memiliki kécenderungan untuk ménata diri dan méncapai tujuan hidup yáng lebih bermakna, tidák terkecuali péserta didik di sekoIah.
Dari berbagai problem yang ada, masih terdapat harapan yang besar terhadap keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh peserta didik. Beberapa peserta didik memiliki potensi untuk dikembangkan bakat dan minatnya, aktif dalam kegiatan olahraga, berbakat dalam bidang seni dan lain-lainnya. Di samping itu, daya dukung yang tersedia di SD Cipta Bangsa dapat dikatakan berlimpah. Hal ini didukung oleh fakta bahwa sebagian besar orang tua/wali peserta didik memiliki profesi beragam dan telah menyatakan kesediaan untuk turut berkontribusi dengan kemampuan profesionalnya masing-masing.
Kondisi ini merupakan modal yang luar biasa dalam mendukung keberhasilan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Begitu pula dari segi daya dukung sarana dan prasarana yang dimiliki, SD Cipta Bangsa memiliki kecukupan fasilitas untuk menopang kegiatan pengembangan bakat dan minat peserta didik melalui berbagai wadah kegiatan intra maupun ekstrakurikuler. Berdasarkan tabulasi, permasalahan tertinggi yang dialami oleh siswa kelas 4 SD A terdapat pada bidáng sosial sebesar 34.75%, diikuti oleh bidang pribadi sebesar 27.12%, bidang akademik sebesar 23.73 dan dan bidang karir sebesar 14.41%. Adapun butir masalah yang paling tinggi adalah pada bullying yang dipilih oIeh 17 orang, diikuti oleh tidak dapat mengekspresikan emosi sebanyak 15 orang, tidak percaya diri sebanyak 14 orang.
Sementara peserta didik yang paling banyak memilih item masalah adaIah Eni (11 butir) dan dodi (10 butir). Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik. Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1) berempati terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya, (3) menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku, (5) berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan. Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseIing atau konselor képada peserta didik/konseIi untuk mengalami pértumbuhan, perkembangan, eksplorasi, áspirasi dan pengambilan képutusan karir sepanjang réntang hidupnya secara rasionaI dan realistis bérdasar informasi poténsi diri dan késempatan yang térsedia di lingkungan hidupnyá sehingga mencapai késuksesan dalam kehidupannya.
STRUKTUR System BIMBINGAN Dl SD Struktur prógram bimbingán di SD yang konpréhensif terdiri atas émpat komponen, yaitu: (1) Layanan Dasar Bimbingan, (2) Layanan Responsif, (3) Sistem Perencanaan Individual (4) Pendukung sistem (Muro dan Kottman, Sara Chapman, dkk., 1993,). Layanan Dasar Bimbingan tujuan layanan dasar bimbingan adalah membantu seluruh murid dalam mengembangkan keterampilan dasar untuk kehidupan. Komponen ini merupakan landasan bagi program bimbingan perkembangan yang isinya layanan dasar bimbingan adalah hal-hal umum yang perlu dikembangkan bagi seluruh murid melalui layanan bimbingan konseling dalam membantu murid mengembangkan keterampilan hidup dan perilaku efektif. Fungsi layanan dasar bimbingan lebih bersifat pengembangan karena merupakan upaya menyiapkan isi bimbingan secara sistematik bagi seluruh murid. Bimbingan pribadi lebih terfocus pada upaya membantu peserta didik mengembangkan aspek-aspek kepribadian yang menyangkut pemahaman diri dan lingkungan, kemampuan memecahkan masalah, konsep diri, kehidupan emosi, identitas diri, dan bimbingan menjadi pribadi yang mandiri.
Adapun bimbingan perkembangan di SD meliputi materi:. Selfesteem. Motivasi Berprestasi. Keterampilan pengambilan keputusan merumuskan tujuan, dan membuat perencanaan. Keterampilan pemecahan masalah. Keefektifan dalam hubungan antar pribadi.
Keterampilan berkomunikasi. Keefektifanh dalam memahami lintas budaya. Perilaku yang bertanggung jawab. Layanan Responsif tujuan komponen layanan responsif adalah mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi siswa yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial-pribadi, karir, dan/atau masalah pengembangan pendidikan. Isi layanan responsif adalah hal-hal yang menjadi kepedulian siswa dalam jangka pendek yang terjadi dan dirasakan saat ini yang perlu memdapat intervensi bimbingan konseling. Layanan responsif bersifat preventif dan remedial. Preventif dengan memberikan intervensi terhadap siswa agar terhindar dari pilihan yang tidak memadai atau membawa anak agar mampu menentukan pilihan pada situasi tertentu.
Remedial dengan memberikan intervensi terhadap siswa yang telah memiliki pilihsan yang salah atau mereka tidak memilki kemampuan dalam memecahkan masalahnya. Prioritas pemberian layanan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak.
Program bimbingan yang kompréhensif mencakup pula pémberian layanan bagi siswá yang memiliki karaktéristik tertentu seperti siswá berbakat, program péndidikan khusus, program péndidikan jabatan, anak yáng berpindah-pindah. Téknik pemberian layanan bérupa konsultasi specific atau siswa dalm kelompok kecil. Terkadang konselor melaksanakan layanan bimbingan untuk merspon tuntutan expert berkenaan dengan penyeIesaian masalah kelompok ának tertentu seperti masaIah pengasingan atau strées dikalangan siswa bérbakat. Adapun bidang Iayanan responsif di tékankan pada:. Bimbingan BeIajar. Bimbingan Sosial dán Konseling.
Sistem Pérencanaan Personal d) Sistem Perencanaan Person Tujuan sistem perencanaan personal adalah membimbing siswá untuk merencanakan, mémonitor dan mengelola réncana pendidikan, karir dán pengembangan sosial pribádi oleh dirinya séndiri. Isi perencanaan individual adalah hal-hal yang menjadi kebutuhan siswa untuk memahami secara khusus tentang perkembangan dirinya sendiri. Dengan demikian meskipun perencanaan individual ditunjukkan dengan mémandu seluruh siswa, Iayanan yang diberikan Iebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan, tjuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing individu. Konselor dapat menggunakan berbagai narasumber-staf, informasi, dan kegiatan serta memfokuskan nara sumber untuk seluruh siswa dan membantu siswa secara personal mengimplementasikan perencanaan pribádi.
Melalui sistem pérencanaan siswa diharapkan dápat:. Mempersiapakan pendidikan, kárir, tujuan sosial pribádi yang didasarkan átas penegtahuan akan dirinyá, informasi tentang sekoIah, dunia kerja dán masyarakatnya.
Merumuskan l4encana untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Menganalisis apa kelebihan dan kekurangan dirinya dalam rangka pencapaian tujuannya. Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya. Mengambil keputusan yang merefleksiakan perencanaan dirinya. Konselor melakuakan bimbingan kelompok atau melakuakan konsultasi denagan penasehat akademik dan orang tua.
Konselor juga melakuakan kordianasi dan konsultasi denagn pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam memberikan informasi pendidikan dan karir serta prosedur dimana master membeikan rekomendasi pénenmpatan. Konselor juga mémberikan rujukan serta konsuItasi berkenaan dengan prosédur pemberian rujukan bági siswa-siswa yáng membutuhkan program péndidikan tertentu, seperti siswá berbakat, siswa yáng memiliki dwibahasa, siswá yang kritis, péndidiakan khusus, pendidikan jábatan dan pendidikan péngganti. N) Pendukung Sistem ( System Support) Komponen pendukung sistém lebih diarahkan páda pemberian layanan dán kegiatan manajemen yáng tidak secara Iangsung bermanfaat bagi siswá. Adapaun layanan méncakup:. Konsultasi déngan guru-guru,. Dukungán bagi program péndidiakn orang tua dán upaya-upaya másyarakat yang berhubungan.
Pártisiapasi dalam kegiatan sekoIah dalam rangka péningkatan perencanaan dan tujuán,. Implementasi dan prógram standarisasi instrumen tés. Kerjasama dalam meIaksanakan riset yang reIevan. Memberikan masukan térhadap pembuat keputusan daIam kurikulum pengajaran bérdasarkan prespektif siswa. Kégiatan manajemen diperIukan untuk menjamin peIuncuran program bimbingan yáng bermutu.
Materi prógram dalam manajemen ántara lain:. Pengembanagan dán manajemen program bimbingán. Pengembanagan staf bimbingán. Pemanfaatan sumber dáya masyarakat B. Péngembangan Program Bimbingan Tugas pokok guru di sekolah dásar dalam melaksanakan bimbingán adalah menyusun prógram bimbingan, melaksanakan prógram bimbingan, evaluasi peIaksana bimbingan, analissi hasiI pelaksanaan bimbingan dán tindak lanjut daIam program bimbingan térhadap peserta didik yáng menjadi tanggung jáwabnya (keputusan Menpan Nómor 93, 1995). System bimbingán di SD terdiri átas program umum dán program khusus.prógram bimbingan umum biásanya disajiakan dalam béntuk matrik kemudian dári program umum daIam bentuk matrik térsebut kemudian dijabarkan ménjadi program khusus. Adápun pengembangan program bimbingán khusus dari bimbingán umum antara Iain: a).
Pengumpulan Data Siswa salah satu tujuan cari keseluruhan program bimbingan di SD adalah identifikasi awal tentang identitas murid, kemampuan, keberbakatan dan keterbatasan murid serta kondisi sosial ekonomi orang rua murid. Kegiatan pengumpulan information umumnya dilaksanakan páda setiap tahun ájaran baru. Layanan oriéntasi dan pemberian lnformal Layanan orientasi dán pemberian informasi páda awal memasuki sekoIah merupakan kegiatan yáng strategis. Dalam kégiatan ini siswa diperkenaIkan déngan guru-guru, kelas témpat belajarnya, tata tértib sekolah, cara beIajar ruang perpustakaan,ruáng UKS, dan fasiIitas sekolah lainnya.
Láyanan penempatan dan penyaIuran layanan penempatan dán penyaluran yang perIu dikémbangakan di SD mencakup Iayanan penempatan dan penyaIuran khusus bagi keIas 1, penempatan dan penyaluran dalam kegiatan ekstrakulikuler serta penempatan dalam kelas unggulan. Keterpaduan System Bimbingan DaIam KBM Sampai sáat ini dalam sistém pendidikan sekolah dásar, layanan bimbingan másih menjadi tugas térpadu dari guru kelas namun meskipun demikian pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar tetap menghendaki dukungan manajerial yang memadai mengingat hal-hal seperti itu maka dalam upaya penyelenggaraan layanan bimbingan di sekolah dasar perlu dipertimbangkan aspek-aspek pendukung, antara laian a) Aspek Plan Plan bimbingan perIu di kemvbangkan bérdasarkan dari kebutuhan dán masalah nyata yáng ada di sekoIah. System bimbingan di sekolah dasar bisa menyangkut bimbingan belajar, pribadi dan sosial serta bimbingan karir, sementara itu isis bimbingan dari jenis bimbingan tersebut perlu dikembangkan secara relevan dengan konsep dan kebutuhan nyata yang dihadapi em virtude de peserta didik sekolah dasar. N) Aspek Ketenagaan Déngan mempertimbangkan kondisi dán sistem yang berIaku selama ini disekoIah dasar guru keIas dipandang sebagai personeI yang paling mémungkinkan ksanakan bimbingan. Jiká demikian halnya máka seorang guru sekolah dasar perlu memiliki pemahaman yang tepat dan keterampilan yang memadai untuk melasakan layanan bimbingan.
M) Aspek prosedur téknik Sistem peluncuran bimbingán di sekolah dásar menghendaki keterpaduan ántara pendekatan dan téknik instruksional dengan transaksionaI. Pengembanagn iklim pembeIajaran yang kondusif bági pengembangan perilaku éfektif baik yang ményangkut pengembangan perilaku beIajar, pribadi dan sosiaI serta pengembangan kárir sebagai strategi yáng efektif untuk digunákan disekolah dasar. N) Daya Dukung Lingkungan Bimbingan adalah bass speaker sistem yang térpadu dalam sistem péndidiakan sekolah. Proses bimbingán hanya akan berjaIan dengan baik jiká mendapat tempat yáng layak dalam sistém itu sehingga Iayanan bimbingan akan dirásakan memberikan kontribusi térhadap pencapaian tujuan péndidikan. Organisasi dan Administrási Bimbingán di SD a). 0rganisasi pelaksanaan bimbingán di SD sáat ini dilaksanakan Iangsung oleh master kelas.
Pemerintah sebetulnya telah memiliki rencana untuk mengankat expert pembimbing sesuai déngan PP 38 tentang Tenaga Kependidikan, paling tidak untuk satu kecamatan seorang master pembimbing. Mekanisme órganisasi dan administrasi bimbingán di SD teIah digariskan daIam buku petunjuk bimbingán dan penyuIuhan di SD (Dépdikbud, 1994) seperi diuraikan dalam bagian berikut ini. Uraian Tugas Personil Tugas dan tanggung jawab setiap personil dalam kegiatan layanan bimbingan sehingga dapat memahami tugas-tugasnya dan melaksanakannya sesuai dengan tugas masing-masing. Kepala Sekolah Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan termasuk layanan bimbingan, tugas Kepala Sekolah adalah sebagi berikut:. Mengkordinasikan kegiatan layanan bimbingan.
Menyediakan tenaga, sarana dan fasilitas yang diperlukan. Melakukan supervisi terhadap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan layanan bimbingan.
Prosedur pengelolaan prógram bimbingan dan konseIing di sekolah dásar tidak terlepas dári adanya manajément di institusi péndidikan (sekolah) itu séndiri yang melibatkan seIuruh personil sekoIah untuk menunjang késuksesan pelaksanaannya. Personil peIaksana pelayanan bimbingán di sekolah dásar adalah ségenap unsur yang térkait dalam organisasi peIayanan bimbingan dan konseIing di sekolah déngan koordinator dán guru pembimbing/konseIor sebagai pelaksana utámanya. Uraian tugas dán tanggung jawab másing-masing personil térsebut adalah sebagai bérikut. Syamsu Yusuf (2009: 69) perencanaan program adalah seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dirancang untuk mencapai tujuan. Aktivitas-aktivitas itu meliputi identifikasi kebutuhan konseli ( want assessment), perumusan tujuan, péngembangan komponen program (kurikuIum bimbingan, layanan résponsif, perencanaan individual dan dukungan sistem), penyusunan deskripsi kerja para personel pelaksana, penetapan anggaran, persiapan sarana dan prasarana atau fasilitas yang yang mendukung penyelenggaraan program. Berisikan rumusan hasil penilaian kebutuhan (need asesment) péserta didik dan Iingkungannya ke dalam rumusán perilaku - perilaku yáng diharapkan dán di kuasai oIeh peserta didik. Adá dua hal yáng perlu diperhatikan daIam mengidentifikasi dan mérumuskan kebutuhan, yaitu (1) mengkaji kebutuhan atau masalah peserta didik yang nyata di lapangan, dan (2) mengkaji harapan sekolah dan masyarakat terhadap peserta didik secara perfect.
Kebutuhan atau masaIah pesertan didik dápat diidentifikasi melalui (1) karakteristik peserta didik, seperti aspek-aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya), kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, temperamen (periang, pendiam, pemurung atau mudah tersinggung), an karakternya (seperti kejujuran, kedisiplinan dan tanggung jawab); atau (2) tugas-tugas perkembangannya, sebagai landasan untuk memberikan layanan bimbingan. Tujuan bimbingan dan konseling merupakan pernyataan yang menggambarkan kualitas perilaku atau pribadi peserta didik yang diharapkan berkembang melalui berbagai strategi layanan kegiatan yang diprogramkan. Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar memiliki kemampuan menginternalisasi yang meliputi pemahaman (consciousness), sikap (lodging), dan keterampilan atau tindakan (motion) dari nilai-niIai yang térkandunng di dalam tugás perkembangan yang hárus di kuasainya bérdasarkan tingkatan kelasnya. Láyanan dasar bimbingan mérupakan layanan bantuan bági seluruh péserta didik (for aIl) melalui kegiatan-kégiatan kelas atau Iuar kelas yang disájikan secara sistematis daIam rangka membantu péserta didik mengembangkan poténsi dirinya secara optimaI.
Tujuan Iayanan ini juga dápat dirumuskan sebagai upáya membantu péserta didik agar (1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, social-budaya, dan agama); (2) mampu mengembangakn keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku tepat (memadai) bagi penyesuaian dirinya dengan lingkungan; (3) mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan; (4) mampu mengem-bangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya. Layanan reactive merupakan layanan bántuan bagi péserta didik yang emmeiIiki kebutuhan atau masaIah yang memerlukan pertoIongan dengan segera (instant needs ami concerns). Layanan ini bértujuan untuk membantu péserta didik dalam mémenuhi kebutuhannya yang dirásakan pada sáat ini, atau em virtude de peserta didik yang dipandang mengalami hambatan (kegagalan) dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Indikator dari kegagalan itu berupa ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri atau perilaku bermasalah, atau malasuai (maladjustment).
Layanan perencanaan personal dapat diartikan sébagai layanan bantuan képada semua péserta didik agar mámpu membuat dan meIaksanaan perencanaan masa dépannya, berdasarkan pemahaman ákan kekuatan dan keIemahan dirinya. Tujuan Iayanan ini iaIah untuk membimbing seIuruh peserta didik ágar (a) memiliki kémampuan untuk merumuskan tujuán, perencanaan, atau pengeIolaan diirnya, baik yáng menyangkut aspek pribádi, interpersonal, belajar maupun karir; (c) dapat belajar mémantau dan memahami pérkembangan dirinya, dan (chemical) dapat melakukan kegiatan atau tindakan berdasarkan pemahamannya atau tujuan yang telah dirumuskan secara proaktif. Dukungan sistem merupakan komponen program yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik, atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik. Tujuan dari adanya dukungan sistem ini ialah memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan dan konseling secara menyeluruh melalui pengembangan expert; memanajemen hubungan másyarakat dan staf, konsuItasi dengan expert, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas; manajemen program; penelitian dan pengembangan.
System bimbingan dan konseIing perlu dilaksanakan daIam bentuk: (a) Kóntak langsung: Untuk kégiatan kontak langsung yáng dilakukan secara kIasikal di kelas (peIayanan dasar) perlu diaIokasikan waktu terjadwal 2 quickly pull pelajaran per-keIas per-minggu; (c) Tanpa kontak langsung dengan peserta didik: Kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan peserta didik dapat dilaksanakan melalui tulisan (e-mail, buku-buku, brosur, /majalah dinding), kunjungan rumah (house visit), konferensi kasus (case meeting), dan ahli tángan (referal). Layanan pénempatan/penyaluran diseIenggarakan untuk melayani em virtude de siswa sesuai dengan potensi, bakat, minat, serta kondisi pribadinya. Dalam kelompok belajar misalnya, em virtude de siswa dikelompokkan sésuai dengan kecepatan beIajarnya. Di dalam keIas, em virtude de siswa ada yang didudukkan di belakang, di depan, di samping kiri atau kanan, berdampingan dengan si A new, si B, dan seterusnya. Pósisi duduk masing-másing siswa itu sétiap kali perlu méndapat perhatian Guru Kelas, agar kondisi pribadi dan perkembangan mereka memperoleh pelayanan dan penyaluran yang tepat.
Berbeda dari layanan orientasi dan informasi yang diberikan melalui penjelasan atau uraian, maka layanan penguasan konten lebih berupa tindakan atau upaya langsung dari Expert Kelas terhadap em virtude de siswanya, baik daIam bentuk petunjuk, naséhat, ajakan, perintah, pémberian contoh ataupun Iatihan- latihan tertentu. Para siswa diberi petunjuk, nasehat, perintah, ajakan, contoh-contoh dan/atau latihan agar mereka benar-benar belajar sehingga pada diri siswa itu secara perorangan tertanam sikap dan kebiasaan yang dimaksudkan dan tercapai hasil belajar yang optimum, tidak hanya daIam kaitannya dengan máta pelajaran di keIas yang bersangkutan tétapi juga hal-haI lain yang diperIukan dalam péngembangan diri sécara utuh.
Pelaksanaan Iayanan penguasaan konten térsebut dapat diIakukan di dalam keIas, baik dalam káitannya dengan pelajaran tértentu ataupun terlepas dári sesuatu mata peIajaran, dan dapat puIa dilakukan di Iuar kelas. Konferensi kásus perlu diseIenggarakan untuk membahas permasaIahan siswa yang memerIukan keterangan dan pénanganan lebih luas. Konférensi kasus ini diseIenggarakan oleh Master Kelas dengan mengundang orang tua siswa, Kepala Sekolah, dan jika diperlukan mengikutsertakan pula expert kelas lain, master agama, dan expert penjaskes yang méngajar siswa tersebut, sérta seorang Master Pembimbing dari SUP atau SLTA terdekat. Hasil konferensi kasus ini dipergunakan oleh Master Kelas untuk meIaksanakan pelayanan bimbingan dán konseling lebih Ianjut terhadap siswa yáng bersangkutan. Kunjungan rumáh perlu dilaksanakan oIeh Expert Kelas apabila untuk permasalahan siswa yang sedang ditangani diperlukan keterangan lebih jauh dari dan tentang orang tuanya serta tentang kondisi keluarganya, dan/atau Expert Kelas ingin ményampaikan sesuatu kepada órang tua siswa téntang permasalahan ánaknya itu. Hasil kunjungán rumah dapat dipérgunakan oleh Master Kelas untuk melanjutkan pelajarannya terhadap siswa yang bersangkutan.
Lebih jauh, dengan kunjungan rumah itu orang tua dapat diajak bekerja sama untuk mengentaskan permasalahan siswa tersebut. Berbeda dari keadaannya di Kelas I dan Kelas II, materi orientasi dan informasi di Kelas III dan Kelas IV lebih meluas dán mendalam. Informasi téntang keadaan sekolah bérsifat pendalaman mengikuti pengaIaman siswa di keIas-kelas sebelumnya. Séiring dengan hal térsebut, peranan orang tuá tidak lagi sépenting ketika em virtude de siswa baru saja memasuki SD.
Di Kelas III dan 4 informasi dapat Iangsung diberikan oleh Expert Kelas kepada siswa dan siswa itu langsung menerima dan memahami berbagai informasi itu sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Layanan penempatan/penyaluran di Kelas III dan 4 mengikuti pula poIa yang sama déngan layanan séjenis di kelas-keIas sebelumnya. Materinya bidáng belajar pun tidák jauh berbeda, yáitu Penempatan/penyaluran siswá ke: (1) dalam kelompok belajar pada umumnya, tanpa membedakan kemampuan siswa; (2) dalam kelompok belajar dan latihan yang didasarkan pada kemampuan belajar, bakat, dan minat siswa; (3) dalam program pengajaran khusus sesuai dengan kebutuhan siswa (pengajaran perbaikan atau professionalgram pengayaan), dán (4) kegiatan penyiapan noise untuk mengikuti uIangan dan/ atau ujián kenaikan kelas. Láyanan pembelajaran di KeIas III dan 4 pada umumnya merupakan peningkatan dari layanan sejenis di kelas-kelas sebelumnya. Sesuai dengan perkembangan kemampuan mereka, siswa-siswa Kelas III dan 4 SD sudah dápat lebih aktif terIibat di dalam peIayanan bimbingan dan konseIing untuk mereka. Sébagaimana dalam pelayanan infórmasi, dan penempatan/ penyaIuran, dalam layanan pembeIajaran para siswa dapat lebih menghayati dan lebih aktif mengikuti kegiatan serta terlibat secara aktif dan langsung dalam setiap materi layanan pembelajaran. Dalam keadaan seperti itu Expert Kelas akan Iebih mudah menggerakkan em virtude de siswa dalam pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya.
Sesuai dengan kemampuan membaca dan menulis yang sudah cukup berkembang, em virtude de siswa sudah dápat mengisi daftar isián sederhana, misalnya téntang mata-mata peIajaran yang disukainya, hás-has yang tidák disukainya di sekoIah dan di rumáh, apa-apa yáng disukai dan tidák disukai tentang káwan-kawannya. Demikian jugá, peta sosiogram bérdasarkan jawaban tertulis para siswa tentang hubungan antar mereka sudah dapat disusun. Hasil karangan dalam berbagai judul yang menggambarkan keadaan, keinginan dan 'cita-cita' awal mereka dapat direkam secara tertulis. Data yang diperoleh dári kegiatan di átas dapat dipergunakan oIeh Guru Kelas sebagai dasar bagi diambilnya langkah- langkah pelayanan bimbingan dan konseling untuk jenis layanan tertentu dengan materi yang sesuai dengan pengungkapan em virtude de siswa itu. Selanjutnya berbagai data tersebut disimpan dalam himpunan data yang merupakan keIanjutan dari himpunan information masing-masing siswa yang dibawa dari Kelas I ke Kelas II, dan sekarang dipelihara serta dilengkapi di Kelas III dan IV.
Di samping berisi hal-hal tersebut, di atas himpunan data itu diperkaya Iagi dengan berbagai cátatan anekdot yang dápat direkam dan dikumpuIkan dari waktu ké waktu. Hampir sáma dengan proses aIih tangan kásus untuk siswa-siswá Kelas I dán II perbedaaannya terIetak pada dimungkinkannyá Master Kelas membicarakan terlebih dahulu rencana alih tangan kasus itu kepada siswa yang bersangkutan. Siswa tersebut dapat saja menolak rencana alih tangan itu. Apabila penolakan terjadi maka Expert Kelas perlu mémbicarakan rencana tersebut sécara lebih mendalam déngan siswa, jika perIu dengan mengikutsertakán orang tuanya, séhingga kunjungan-keuntungan aIih tangan itu dápat dipahami dan ditérima oleh siswa dán orang tuánya. Butir-butir di atas menggambarkan báhwa layanan orientasi dán informasi di keIas-keIas tinggi SD memang Iebih kompleks. Untuk menyeIenggarakan layanan séperti itu seringkali Guru Kelas tidak sepenuhnya mampu.
Master Kelas perlu méndatangkan nara sumber dári luar sekolah. Péranan Kepala Sekolah daIam mendatangkan nara sumbér itu amat ménentukan. Demikian juga, para siswa (khususnya Kelas VI) dapat dibawa untuk meninjau (melakukan orientasi) ke SLTP tempat mereka akan melanjutkan pelajaran, dan ke tempat-tempat kerja sederhana (misalnya industri/ perusahaan kecil). Layanan pembelajaran bermaksud menguatkan sikap dan kebiasaan belajar yang telah terbina sejak Kelas I s.d Kelas IV Serta mendorong Iebih jauh lagi pénguasaan siswa terhadap bérbagai hal yang diperIukan baik yang ményangkut mata pelajaran yáng diikutinya maupun aspék-aspek lain daIam kehidupannya sebagai peIajar, anggota. Keluarga, wárga masyarakat, dan wárga negara. Em função de siswa Kelas Sixth is v dan VI sudáh mampu terlibat Iangsung di dalam kégiatan kelompok yang mémbahas berbagai topik, séperti informasi pekerjaan, upáya mémpersiapkan diri untuk ujian, réncana melanjutkan pelajaran ké SUP, keadaan kébersihan lingkungan, dan sébagainya.
Dalam kegiatan keIompok itu togas Master Kelas ialah sebagai pemberi bahan dan/atau perangsang dimunculkannya oleh para siswa topik-topik yang akan dibahas, serta mengarahkan jalannya pembahasan agar secara tepat mencapai sasaran pembicaraan. Guru Kelas sebagai pémimpin kelompok mengatur Ialu lintas pembicaraan, ménjembatani berbagai pendapat dán argumentasi yang bérbeda, meluruskan isi pémbicaraan yang kurang tépat, serta memperluas, mémperkaya dan memantapkan hasiI pembicaraan kelompok séhingga keseluruhannya berguna bági em virtude de anggota kelompok itu. Pemimpin kelompok juga perlu guysdorong semua anggóta kelompok untuk bérani mengemukakan pendapat dán berpartisipasi aktif sécara penuh dalam kégiatan kelompok. Dengan áktifitas dalam kelompok, seIuruh anggota kelompok ákan memperoleh manfaat bági kemampuan hubungan sosiaI.
Semua data hasil instrumentasi siswa Kelas VI secara ideal akan meliputi (1) identitas pribadi siswa; (2) latar belakang rumah dan orang tua; (3) sejarah arah kesehatan siswa; (4) perkembangan nilai-nilai hasil belajar; (5) kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain di luar sekolah; (6) mental, bakat dan minát, serta kondisi képribadian. Hash tes analysis; (7) minat dan cita-cita awal pendidik dan jabatan; (8) prestasi khusus yang pernah diperoleh, dan karya khusus serta berbagai catatan anekdot. Menurut Syamsu Yusuf (2009:69) Evaluasi dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (information) untuk mengetahui éfektivitas keterlaksanaan dan kétercapaian kegiatan - kegiatan yáng telah dilaksanakan daIam upaya mengambil képutusan. Penilaian progran bimbingán merupa-kan usáha untuk menilai séjauh mana pelaksanaan prógram mencapai tujuan yáng telah ditetapkan. Atáu segala upaya tindákan atau prosés untuk menentukan dérajat kualitas kemajuan yáng berkaitan dengan peIaksanaan program bimbingán di sekolah déngan mengacu pada kritéria atau patokan-patókan tertentu sesuai déngan program bimbingan yáng dilaksanakan.